(epilog) Puisi Cinta

Kutipan dua puisi cinta dari penyair dalam dan luar negeri.

Yang pertama adalah puisi dari penyair terkenal pada abad 18 an W.B Yeats

He Remember Forgotten beuty

When my arms wrap you round i press

my heart upon the loveliness

that has long faded from the word;

the jeweled crowns that kings have hurled

in shadowy pools, when armies fled;

the love tales wrought with silken thread

by dreaming, ladies upon cloththat has made fat the murderous moth;

the roses that of old times were

woven by ladies in their hair,

the dew-clod lilies ladies bore

trought many a sacred corridor

where such grey clouds of incense rose

that only god's eyes did not close;

for that pale breast and lingering hand

come from a more dream-heavy land,

A more dream-heavy hour than this

and when you sigh from kiss to kiss

i hear white beauty sighing, too,

for hours when all must fade like dew,

but flame on flame, and deep on deep,

throne over throne where in half sleep,

their sword upon their iron kness,

brood her high lonely mysterries

Puisi kedua yang mungkin juga bias sangat inspiratif adalah puisi dari penyair Toto Sudarto bachtiar

Rumah

Kulihat dari cahaya bulan di perkarangan

serambiku kelam dan berudara sepi

tidak ada suara, tiada pula bayangan

kecuali sahabat ku, semuanya pergi

Terkadang terasa perlunya ke rumah

Atau terasa perlunya tak pulang ke rumah

bercerita dan berkaca pada hari-hari kupunya

Di rumahku besar sekali nubuha sebuah kisah

Kadang aku tiba terdengar suara berdetak tiba-tiba

Malu-malu hati sahabatku rupanya ikut bicara

tanpa tekanan yang mendesak atau tinggi hati

alangkah cintanya dia padaku

Terkadang sebelum masuk rumah

aku melihat ke atap dan bertannya-tannya

adakah dia di dalam, masihkah dia cinta

alangkah besar rasanya hidup, bila hatiku tak

gelisah